Mediarakyatdemokrasi.com- Letnan Kolonel Untung Syamsuri merupakan Komandan Batalyon I Tjakrabirawa yang memimpin Gerakan 30 September pada tahun 1965.
Sesaat setelah kejadian berdarah itu, ia melarikan diri dan berpindah pindah lokasi agar tidak ketahuan militer.
Dari ibukota, ia berupaya melarikan diri ke Solo yang menjadi basis PKI. Menumpang sebuah bus 'Mudjur', dirinya menyamar sebagai orang biasa.
Ketika sampai di Tegal, ternyata ada anggota tentara yang melakukan sweeping saat itu. Panik karena penyamarannya bakal ketahuan, Untung akhirnya lompat dari jendela.
Tak seberuntung namanya, ia justru menabrak tiang listrik saat berusaha kabur.
Karena mencurigakan, terdengar pula teriakan copet yang kemudian membuat dirinya berlari semakin kencang menuju Kelurahan Kraton, Tegal Barat.
Pelarian ini tak berlangsung lama, dirinya ditangkap dan diamuk massa. Ia kemudian dibawa ke markas polisi militer Tegal.
Ditempat itu, ia diinterogasi dan diketahui bahwa dirinya adalah Letkol Untung yang sangat dicari karena G30SPKI.
Dirinya kemudian dibawa ke Jakarta untuk diadili dalam persidangan Mahkamah Militer.
Dihadapan persidangan, ia terbukti terlibat dalam kasus G30SPKI yang menculik dan membunuh para jendral.
Atas kejahatan itu, ia dieksekusi di Lembang, Jawa Barat pada tahun 1967.
Saat dipenjara sebelum dieksekusi, Untung sempat menceritakan sesuatu pada Subandrio.
Subandrio sendiri merupakan mantan waperdam pada era Sukarno yang dipenjara bersama Untung di Cimahi Bandung.
"Pak Ban, selamat tinggal, jangan sedih. Empat hari lagi kita berjumpa kembali di sana," kata Untung, seperti disampaikan Subandrio.
Untung menyampaikan salam perpisahan, dan menyiratkan harapan akan bertemu kembali dengan Subandrio yang juga menurut kabar ia akan dieksekusi empat hari lagi.
Subandrio saat itu tahu bahwa Untung dalam kondisi panik luar biasa.
Menurut Untung, dia tidak akan menyangka bahwa dirinya dikhianati oleh Soeharto.
"Mas Harto tidak mungkin menghianati saya, saya adalah sahabatnya, Mas Harto tahu tentang G30S, bahkan dia memberi bantuan pasukan," terangnya.
Untung pada Subandrio di hari-hari menjelang kematiannya. Hingga menjelang eksekusi, Letkol Untung masih percaya jika nyawanya bisa selamat.
Hal ini karena ia merasa kedekatan dengan Soeharto mampu membatalkan putusan hukuman mati yang diterimanya.
Namun sayang, ternyata Soeharto tidak kunjung menyelamatkannya. Saat berada dalam tiang pancang eksekusi dan diburu peluru eksekutor, dia meneriakkan sesuatu.
"Hidup Bung Karno," teriak Untung, disambut letupan peluru yang menghujam tubuhnya. (mrd/SuaraMerdeka)