..
Curhat Walimurid SMAN Di Tulungagung Soal Kewajiban Beli Seragam Sekitar Rp2Jutaan Jadi Perbincangan
Gambar ilustrasi toko seragam sekolah

Curhat Walimurid SMAN Di Tulungagung Soal Kewajiban Beli Seragam Sekitar Rp2Jutaan Jadi Perbincangan

Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Curhat orang tua siswa SMAN di Tulungagung menjadi perbincangan baru di antara warga.

Orang tua siswa SMA Negeri di Tulungagung menceritakan kewajiban pihak sekolah untuk membeli seragam. Paket seragam dibanderol harga Rp 2 juta.

Harga Rp 2,3 juta untuk satu paket seragam yang digunakan para siswa itu kini tengah menjadi perbincangan.

Dalam rincian yang ada, harga itu adalah untuk 10 jenis seragam yang harus dimiliki para siswa.

Orang tua siswa SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung mengaku harus membeli paket seragam lewat sekolah dengan harga mencapai Rp 2.360.000.

Harga itu untuk 10 jenis seragam, mulai putih abu-abu, pramuka, batik, khas, jas almamater, kaus olahraga, ikat pinggang, tas, atribut dan jilbab bagi siswi muslimah yang berjilbab.

Seluruh paket seragam ini masih berupa kain, kecuali kaus olahraga yang dibagikan dalam bentuk jadi.

Namun ternyata harga yang dipatok SMAN 1 Kedungwaru jauh di atas harga pasaran seragam terbaik.

Kain untuk satu setel seragam putih abu-abu dipatok Rp 359.400. Sementara di pasaran, harga satu setel seragam jadi yang terbaik hanya Rp 170.000.

“Harga Rp 170.000 itu kainnya dingin seperti masuk lemari es,” ucap Rudi, seorang pedagang seragam yang diajak Tribun Jatim Network membandingkan harga, Kamis (20/7/2023).

Lalu kain untuk satu setel seragam pramuka dipatok Rp 315.850, sedangkan di pasaran harga satu setel seragam pramuka terbaik hanya Rp 180.000.

Kain seragam batik dipatok Rp 383.200, sedangkan di pasaran harga satu setel seragam batik jadi sekitar Rp 205.000.

Kain seragam khas sekolah dipatok Rp 440.550, sedangkan di pasaran dijual Rp 267.000. Lalu kain jilbab dipatok Rp 160.000, sedangkan jilbab terbaik di toko seragam hanya Rp 50.000.

“Untuk jilbab yang biasa sekitar Rp 30.000, Rp 35.000. Yang paling baik Rp 45.000 sampai Rp 50.000,” ungkap Rudi.

Jenis seragam lain, Rudi tidak bisa menyebut harga, karena tidak berjualan jenis yang sama. Dari data yang dibagikan orang tua siswa, kain jas almamater dipatok Rp 185.000, satu setel kaus olahraga Rp 130.000, ikat pinggang Rp 36.000, tas Rp 210.000, dan atribut Rp 140.000.

Salah satu orang tua siswa, Emon (nama samaran), mengatakan, uang seragam wajib lunas di hari Rabu (12/7/2023) kemarin.

Curhat Emon orang tua siswa yang mengeluh karena mau angsur set paket seragam itu terungkap.

Jika ada orang tua siswa tidak bisa melunasi, wajib mengajukan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari desa.

“Maunya bisa diangsur, tapi ini wajib lunas hari Rabu minggu lalu. Kalau tidak, pilihannya bawa SKTM,” ucap Emon, saat ditemui, Kamis (20/7/2023).

Emon pun mengakui harga kain yang dibagikan lebih mahal dibanding harga seragam jadi di pasaran. Bahkan ongkos jahit satu setel seragam pun harganya hampir sama dengan beli seragam jadi.

Emon mencontohkan, ongkos jahit seragam putih abu-abu bisa mencapai Rp 150.000. Padahal harga itu jika ditambah Rp 20.000 saja sudah dapat seragam jadi, tanpa perlu menjahit.

“Kalau jas almamater, biayanya paling tidak Rp 200.000. Pramuka, putih abu-abu Rp 150.000,” ungkapnya.

Sehingga, lanjut Emon, harga total untuk seragam putih abu-abu saja mencapai Rp 500.000, dengan rincian Rp 359.400 harga kain dan Rp 150.000 ongkos jahit.

Emon pun mempertanyakan kelebihan harga yang sangat mencolok ini.

Tribun Jatim Network sudah mendatangi SMAN 1 Kedungwaru untuk meminta penjelasan.

Namun tidak ada seorang pun yang ada di ruang resepsionis. Kepala SMAN 1 Kedungwaru, Nuruddin tidak merespons saat dihubungi lewat telepon maupun WhatsApp (WA).

Demikian juga Humas SMAN 1 Kedungwaru, Agung Cahyadi.

Memasuki tahun ajaran baru memang banyak cerita berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Beberapa masalah yang terjadi adalah minimnya siswa di beberapa Sekolah Dasar yang ternyata tak kebagian sistem zonasi.

Misalnya, minimnya siswa itu terjadi di SDN 372 Pulau Bawean Gresik. Setiap tahun hanya memiliki 1 sampai dua murid baru saja. Desa Pekalongan lokasinya jauh. Dari Kecamatan Tambak kurang lebih 5 kilometer.

Medan menuju SDN 372 area perbukitan Meski tahun ajaran kali ini mendapat dua murid saja, ternyata masih lebih baik.

Dibanding PPDB tahun kemarin hanya menerima satu murid saja. Letak geografis SDN 372 Gresik berada di atas Pegunungan Fukal, juga jauh dari pemukiman. Apalagi area sekolah ini hanya ditinggali 10 rumah warga.

Jumlah ini tentu sangat sedikit sekali. Plt Kepala Sekolah UPT SDN 372 Gresik Zaid menuturkan, total jumlah 9 murid dari kelas I sampai kelas VI.

"Total ada sembilan murid. Kelas I hanya ada dua murid. Kelas II hanya tiga murid, kelas III sampai kelas IV masing-masing kelas satu murid saja," ucap Zaid, Kamis (20/7/2023).

Jumlah gurunya hanya ada delapan. Kepala sekolah, satu guru PNS, satu guru honorer, empat guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan satu staf pegawai tidak tetap (PTT).

Bisa dibilang, kata Zaid, satu guru bisa mengajar satu siswa di sekolah tersebut. Dikatakannya, rata-rata jumlah murid baru hanya ada satu sampai tiga saja.

Lebih jauh memang ada wacana sekolah ini akan dilakukan Regrouping SD atau usaha penyatuan dua unit SD atau lebih menjadi satu kelembagaan SD.

“Masih wacana kedepannya akan dilakukan Regrouping dengan sekolah UPT SDN 371 Gresik atau SDN Pekalongan 1. Tapi sekolah ini sudah punya gedung dan akses ke UPT SDN 371 juga jauh dari pemukiman warga yang berada di dekat pegunungan itu,” bebernya.

Diketahui SDN 372 Gresik dibangun atas Inpres Era Soeharto dengan nama Sekolah Pamong, lalu berubah SDN Pekalongan 2, dan sekarang menjadi sekolah UPT SDN 372 Gresik.

Pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SDN 372 Gresik. Guru sampai harus harus membujuk agar mau ke sekolah. Siswa baru ada yang memilih ke sawah bersama orang tuanya.

"Karena memang di area pegunungan dan dikelilingi sawah. Jalan menuju sekolah menanjak lebar satu meter hanya bisa dilalui satu kendaraan," terangnya.

Sebelumnya juga, telah dilakukan aksi/demo walimurid bersama LSM didepan kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Dalam orasinya, pendemo menyampaikan bahwa masih ditemukan adanya pungli berupa pembelian perlengkapan sekolah, seperti seragam, kaos kaki hingga sepatu dll.

"Tarifnya beragam, mulai dari 2juta hingga 6juta." Ujar Wiwin selaku orator aksi.

Menurutnya lagi, penemuan dugaan pungli tersebut terjadi di Surabaya, Sidoarjo dan kota-kota lainnya di Provinsi Jawa Timur.

"Padahal menurut Dewan Provinsi Jawa Timur khususnya Komisi E. Mengatakan bahwa anggaran untuk itu sudah ada melalui APBD Provinsi Jawa Timur dan sudah diturunkan, namun dari pihak Dinas mengatakan bahwa hal tersebut tidak ada, kalau kayak gini bisa jadi tumpang tindih." Ungkapnya. (Mrd/TribunJatim)

Sebelumnya Tak Menghadiri Mediasi Penting Soal TPA, Plt Bupati Bangkalan Bikin Kecewa Warga
Selanjutnya Perilaku Kasatreskrim Polres Sampang Jadi Sorotan, LSM Bakal Surati Kapolri Hingga Presiden