Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Belum ada kejelasan dari Dinas Koperasi dan UKM Jatim, LSM MAPEKKAT mengaku akan melakukan aksi demo di rumah kediaman Endy Alim Abdi Nusa selaku Kepala Dinas yang baru.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Wiwin selaku koordinator LSM, yang diketahui kemarin (20/9) melakukan aksi demo di kantor Dinas Koperasi dan UKM Jatim.
"Ketika delegasi kami para pendemo unjuk rasa ini diterima oleh Kasubag Umum yang diketahui bernama Fathan, di mana kami sudah menyampaikan bahwa kami telah memiliki data dugaan penyalahgunaan jabatan atau tindak pidana korupsi, selain daripada itu juga termasuk biaya perjalanan dinas atau penjualan inventaris juga masalah one Pesantren one product (OPOP)."
"Oleh saudara Fathan, kami diarahkan lapor ke Inspektorat dan BPK yang keduanya berada di Jalan Raya Juanda, jelas kami tidak menuruti apa yang menjadi penyampaian." Ungkap Wiwin.
Wiwin juga menjabarkan bahwa pihak Kasubag Umum ini dianggap kurang memahami materi dan tampak menunjukkan kurang beretika yang menyebabkan kebobrokan pejabat di lingkup Dinas Koperasi.
"Kedua instansi itu dalam hal ini Inspektorat dan BPK adalah lembaga audit, jika ada temuan tindakan hukum ya masuk ke ranah APH." Ungkapnya lagi.
"Mendengar pernyataan saudara Fathan ini, jujur kita mau marah itu ndak enak mau gak marah itu juga bagaimana, ibaratnya ini kita ini kan tamu tapi secara beramai-ramai. Tetapi perlu kita sampaikan bahwa sekian ratus kita melakukan aksi baik di area Surabaya dan Sidoarjo dan sekitarnya, baru kali ini ada temuan dugaan tindak pidana korupsi ormas atau LSM itu disuruh lapor ke Inspektorat dan BPK sebenarnya dia (Fathan) ini otaknya dimana? Di tengah, dikiri atau di dengkul." Ungkapnya.
Atas hal itu, Wiwin mengaku akan segera melakukan aksi demo di kediaman Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim.
"Sebagai Kepala Dinas dia tidak menghargai kami dengan menerjunkan pegawainya yang tidak berkompeten. Segera surat pemberitahuan aksinya akan kami kirim." Pungkasnya.
Sementara itu, Endy Alim Abdi Nusa saat dihubungi melalui nomor +62 878-5711-xxx, hingga berita ini ditayangkan belum menjawab untuk mengklarifikasi kebenaran informasi tersebut. (red)
