Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Demonstran driver ojek online (ojol) Surabaya meminta untuk Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk keluar dan menemui massa.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu orator yang menuntut agar instansi pemerintah segera menandatangani surat perjanjian atas tuntutan yang diajukan.
“Tim mediasi segera keluar. Segera tanda tangan. Sudah terlalu lama kita menunggu. Segera tanda tangan atau kita masuk ke dalam,” ucap salah seorang orator dari atas mobil komandan.
“Bu Khofifah kami ini rakyatmu, jangan hanya di dalam saja, temui rakyatmu bu. Sudah 7 kali kita sampaikan aspirasi sampai capek kami,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan media ini, massa mulai memadati area sekitar pukul 12.30 WIB. Tampak pagar kawat berduri terpasang, serta beberapa anggota kepolisian berjaga di sepanjang pintu masuk.
Selanjutnya, demonstran langsung memarkirkan mobil komandonya bersama ribuan massa duduk menghadap Kantor Gubernur Jatim.
Selain membawa truk berisi sound, massa juga membawa spanduk kertas bertuliskam sejumlah tuntutan seperti, "UU Transportasi Online Harga Mati", "Potongan 10 Persen Harga Mati", hingga "Aplikator Tambah Kaya, Driver Menderita".
Dijadwalkan, perwakilan ojol akan bertemu perwakilan Pemprov Jatim untuk membahas sejumlah tuntutan yang diajukan massa aksi.
Sementara itu di kantor gubernur Jatim nampak sejumlah pejabat dari beberapa instansi seperti Dinas Perhubungan, Dinas Tenaga Kerja, hingga Dinas Komunikasi dan Informasi.
Ada pula perwakilan aplikator seperti Gojek, Grab, hingga Shopee.
Setelah meredam beberapa saat, sekitar pukul 15.15 WIB para demonstran kembali bersorak agar mediasi segera cepat selesai.
Akhirnya, Ketua Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) Jawa Timur, Tito Ahmad, menegaskan bahwa Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim telah bersepakat terkait penghapusan program hemat berbayar.
Namun, pihaknya meminta sedikit waktu lagi agar bisa segera menandatangani perjanjian.
“Dishub sudah bersepakat untuk menghentikan program-program hemat berbayar. Nanti teman-teman sudah sepakat, karena itu kami minta waktunya lagi agar bisa segera ditanda tangani,” ujar Tito saat keluar dari Kantor Gubernur untuk menyampaikan hasil mediasi.
Ia juga meminta para demonstran untuk terus menekan dan mengawal tuntutan tersebut agar kesepakatan bisa segera di tanda tangani.
“Di dalam kami juga gak makan, kita sama-sama lapar. Saya berjanji selama perjanjian belum di tanda tangani saya gak akan keluar dari gedung ini. Saya minta bantuannya teman-teman untuk terus menekan dan mengawal,” tuturnya.
Tito juga menyampaikan bahwa Dishub akan memberikan sanksi tegas terhadap semua aplikator.
Sementara, tiga aplikator yang tidak turut datang dalam mediasi akan diberikan Surat Peringatan (SP). (rd/komp)