..
Pilpres 2024 Berpotensi Terdapat 4 Calon, Berikut Hitung-Hitungannya
© Sindonews

Pilpres 2024 Berpotensi Terdapat 4 Calon, Berikut Hitung-Hitungannya

Jakarta, mediarakyatdemokrasi.com- Peta politik terbaru memungkinkan terbentuknya 4 poros koalisi di Pilpres 2024. Jika skenario ini berlanjut menjadi kenyataan, inikah para tokoh yang bakal menjadi calon presidennya?

Dilansir dalam pemberitaan detikcom, Senin (4/7/2022), baru ada dua koalisi yang terbentuk menjelang Pilpres 2024. Mereka yang berkoalisi adalah Partai Golkar, PAN, dan PPP dalam Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB dan Partai Gerindra-PKB.

Dua partai terakhir baru-baru ini menyatakan mereka berkoalisi. "Kita selalu memastikan langkah-langkah politik dalam koalisi seirama dengan Gerindra," kata Wasekjen PKB Syaiful Huda dalam keterangan tertulisnya.

Koalisi Indonesia Bersatu maupun koalisi Gerindra dan PKB sama-sama belum menentukan calon presiden mereka. Meski demikian, dua poros koalisi ini punya tokoh-tokoh yang memang masuk dalam hitung-hitungan lembaga survei sebagai kandidat calon presiden terkuat.

Sisa partai selain KIB dan Gerindra-PKB adalah PDIP, Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS. Selain PDIP, ketiga partai tersisa harus membentuk koalisi ataupun merapat ke pihak lain untuk bisa bertarung di Pilpres 2024.

PDIP merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri di Pilpres 2024.

PKS, yang sempat santer dikabarkan membentuk Koalisi Semut Merah bersama PKB dan Demokrat, masih terus membangun komunikasi.

Terbaru mereka siap merapat ke NasDem dan Partai Demokrat. "Sampai sekarang PKS masih terus menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik lainnya, salah satunya yang saat ini intensif kami jalin adalah NasDem dan Demokrat," ujar Juru Bicara PKS Muhammad Kholid.

Untuk bisa mengusung calon presiden, partai politik ataupun gabungan partai politik harus memiliki memiliki paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR 2019. Aturan ini tertuang dalam Pasal 222 UU Pemilu.

Berdasarkan skenario dari peta politik terbaru per 4 Juli 2022, berikut ini kemungkinan koalisi di Pilpres 2024:

KIB

- Golkar 14,78% kursi DPR

- PAN 7,65% kursi DPR

- PPP 3,3% kursi DPR

- Total kursi ketiga partai, yaitu 25,73% kursi DPR

Gerindra-PKB

- Gerindra 13,75% kursi DPR

- PKB 10,09% kursi DPR Total kursi kedua partai, yaitu 23,84%

PDIP

22,26% kursi DPR

NasDem, Demokrat, dan PKS

- NasDem 10,26% kursi DPR

- Demokrat 9,39% kursi DPR

- PKS 8,7% kursi DPR Total kursi ketiga partai, yaitu: 28,35%

Empat poros koalisi, berdasarkan peta politik terbaru, ini punya bakal calon presiden yang bisa dimajukan di Pilpres 2024.

Mereka muncul di lembaga survei ataupun berdasarkan diskusi internal partai. KIB Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan KIB tak ingin terburu-buru menentukan calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024.

Dia membuka peluang terhadap seluruh tokoh yang masuk bursa capres 2024. Arsul mengatakan tidak tertutup kemungkinan KIB mengusung tokoh-tokoh yang masuk bursa capres.

KIB, katanya, akan memprioritaskan kader internal dari partai masing-masing meski tak harus ketua umum.

Merujuk pernyataan Arsul Sani, tokoh internal KIB yang kerap masuk bursa survei pilpres adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Dalam survei LSI Denny JA yang dilakukan pada 24 Mei-7 Juni 2022, Airlangga Hartarto merupakan tokoh KIB yang bersaing di 10 besar kandidat capres.

Airlangga menempati posisi keenam dalam survei tersebut dengan elektabilitas 4,5%. Survei LSI Denny JA menggunakan metodologi multistage random sampling, jumlah responden ada 1.200 responden.

Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini +- 2,9%, Gerindra-PKB Kedua partai ini belum secara pasti menyatakan siapa capres-cawapres yang bakal diusung di Pilpres 2024.

Akan tetapi, ketua umum mereka, Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kerap masuk survei Pilpres 2024 sejumlah lembaga.

Terkhusus Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra itu cukup kuat di beberapa lembaga survei.

Berdasarkan survei Litbang Kompas yang digelar pada 26 Mei hingga 4 Juni 2022, elektabilitas Prabowo berada di angka 25,3%. Di peringkat kedua, ada Ganjar Pranowo dengan 22%, sementara ketiga Anies Baswedan 12,6%.

Responden dalam survei Litbang Kompas tersebut berjumlah 1.200 orang, yang diambil dengan metode pencuplikan sistematis di tingkat 34 provinsi Indonesia.

Tingkat kepercayaan metode ini 95 persen dengan margin of error +-2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

PDIP Menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung capres sendiri, PDIP masih belum bersikap. Namun, kedua tokoh mereka yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo digadang-gadang maju Pilpres 2024.

PDIP bisa saja memasangkan Puan-Ganjar, namun mereka memberi sinyal siap bekerja sama dengan partai lain yang artinya skenario duet tersebut kecil kemungkinan terwujud.

"Koalisi kerja sama partai politik akan dilakukan pada suatu momentum yang tepat dan komunikasi politik bagi PDIP terus dijalankan. Kami terus membangun komunikasi dengan para ketua umum partai sehingga kesamaan terhadap platform dan kerja sama dalam rangka pilpres itu ujung-ujungnya pada penetapan calon," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Sekolah Kader PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (Jaksel), Senin (20/6).

Dalam survei Litbang Kompas, Ganjar Pranowo mendapat elektabilitas 22%, hanya kalah dari Prabowo Subianto. Sedangkan Puan Maharani, dalam survei LSI Denny JA, mendapat 2% suara responden.

NasDem, Demokrat, dan PKS Jika berkoalisi, ketiga partai ini sudah punya bakal calon presiden yang diusung. Calon potensial tersebut pun kerap muncul di survei.

Partai NasDem yang baru saja menggelar Rakernas telah menetapkan tiga nama sebagai bakal capres. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Potensi koalisi ini dianalisis Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Dia yakin ketiga partai ini bisa membentuk koalisi yang dinamakan Koalisi Gondangdia. Capresnya, kata Qodari, bisa jadi Anies Baswedan.

"Menurut saya, per hari ini memang potensi NasDem-PKS mengusung Anies sangat besar. Pertama, karena di NasDem diusung oleh 32 provinsi, lebih banyak dibandingkan nama yang lain. Kedua, Anies adalah deklarator ormas Nasional Demokrat, cikal bakal Partai NasDem, sehingga ada historical atau kesejarahan," kata Qodari. (mrd-Sumber : Detik.com)

Sebelumnya KONI Bondowoso Dilaporkan Ke Kejari Atas Dugaan Korupsi Dana Hibah Porprov Jatim VII
Selanjutnya Upacara Hari Bhayangkara Ke-76, Jokowi Anugrahkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Naraya Kepada 3 Anggota Polri