Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Ketua Umum Relawan We Love Jokowi, Yanes Yosua Frans mempertanyakan langkah Presiden Prabowo Subianto yang melakukan reshuffle terhadap salah satu loyalis Jokowi, Budi Arie.
Seperti diketahui, Budi Arie dicopot dari kursi Menteri Koperasi sebelum setahun menjabat Yanes pun mengkritik keras keputusan Prabowo tersebut.
Dia meminta Prabowo agar tidak melupakan jasa-jasa Jokowi yang turut membantunya memenangkan kontestasi pemilihan presiden.
Melalui tayangan video, Yanes memperkenalkan dirinya sebagai dedengkot relawan Jokowi
"Teman-teman relawan Jokowi di seluruh Indonesia, saat ini saya Yanes Yosua Frans Ketua Umum We Love Jokowi yang telah menjadi ormas nasional pada 2013 yaitu Wira Lentera Jiwa dan sekaligus sebagai senior di rumah juang relawan Jokowi. Mau menanggapi reshuffle kabinet yang dilakukan presiden Prabowo Subianto," ujarnya melalui vidio yang dilihat media ini pada Rabu (10/9/2025).
Yanes menyebut, tindakannya menggeser posisi Budi Arie merupakan langkah arogan.
"Yang pertama sata mau katakan bahwa Pak Prabowo anda jangan terlalu arogan, terlepas anda memiliki hak prerogratif tapi anda tidak menggunakan itu sesuka hati anda," katanya.
"Saya mau bertanya kepada anda. Idola kami Budi Arie yang jadi icon relawan Jokowi di sana, dia salah apa? Apakah dia ada korupsi atau dia bikin salah apa? Anda tiba-tiba mencopotnya di saat dia punya kinerja baik untuk membangun 80 ribu koperasi di seluruh Indonesia," lanjut Yanes.
Yanes mencium gelagat Prabowo yang seolah ingin menyingkirkan orang-orang kepercayaan Jokowi di kabinetnya.
Padahal, kata dia, Jokowi dan para relawannya telah banyak berjasa dalam memenangkan Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024.
"Orang-orang Jokowi seakan-akan mau dipinggirkan semua. Jokowi salah apa dengan kamu, Prabowo? Anda 4 kali ikut pemilu dan kalah semuanya. Terakhir anda minta tolong Jokowi, Jokowi angkat anda sebagai Menhan. Dia mengangkat anda sebagai Jenderal kehormatan, masih kurang apa?"
"Pada pilpres 2024, dia (Jokowi) telah membantu anda. Anda mengemis minta kepada dia agar anaknya, Gibran, ikut jadi wapres. Kami semua relawan Jokowi sudah diperintahkan juga oleh Pak Jokowi untuk memberikan suara kami kepada Anda. Tapi sebenarnya kami keliru, karena anda membenci Jokowi. Membenci Jokowi sama saja dengan membenci relawan Jokowi," tandasnya.
Di sisi lain, Budi Arie Setiadi ternyata tidak mengetahui dirinya dicopot Presiden RI Prabowo Subianto dari jabatan Menteri Koperasi.
Budi Arie bahkan disebut-sebut kaget saat tahu dirinya sudah tidak lagi berada dalam barisan Kabinet Merah Putih. Ferry Juliantono yang sebelumnya menjabat Wakil Menteri Koperasi adalah orang yang menggantikan Budi Arie sebagai orang nomor satu di Kementerian Koperasi.
Seorang sumber yang merupakan orang dekat Budi Arie Setiadi mengaku koleganya itu kaget mendengar kabar direshuffle oleh Presiden Prabowo.
“Dia kaget,” ujar dikutip dari Tribunnews, Senin.
Sumber itu juga menyebut, Budi Arie Setiadi mengaku tak mengetahui Prabowo akan melakukan reshuffle kabinet.
Pasalnya, siang tadi Budi Arie masih hadir sebagai Menteri Koperasi dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
“Karena baru saja rapat di DPR,” ujar sumber itu.
Rapat itu membahas rencana kerja dan anggaran (RKA) Kementerian Koperasi (Kemenkop) pada 2026 sekaligus perkembangan program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih.
Budi Arie bahkan sempat mengusulkan tambahan anggaran untuk program prioritas Presiden Prabowo Subianto, Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih sebesar Rp 7,85 triliun pada 2026.
Sebelumnya, pagu anggaran yang diterima Kementerian Koperasi (Kemenkop) pada 2026 hanya Rp 937 miliar.
Setelah rapat di DPR, Budi Arie Setiadi juga menegaskan isu perombakan kabinet atau reshuffle sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden Prabowo Subianto.
Dia menyebut tidak ada informasi resmi yang diterimanya terkait hal tersebut.
“Halah itu hak prerogatif presiden,” kata Budi Arie saat ditanya wartawan soal isu reshuffle di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Dia menekankan saat ini dirinya lebih memilih fokus bekerja untuk rakyat.
"Belum, kita kerja saja ngurus rakyat ya fokus ngurus rakyat,” ujarnya.
Budi Arie juga membantah kabar bahwa dirinya dipanggil ke Istana untuk membicarakan isu reshuffle.
“Enggak, belum ada pemberitahuan, kenapa kamu bikin isu sendiri,” katanya.
Ketika kembali dikonfirmasi soal reshuffle, ia menegaskan keputusan reshuffle merupakan hak prerogatif Prabowo.
"Semuanya hak prerogatif Presiden, kita fokus ngurus rakyat ya,” ucapnya. (rd/wk)