Jakarta, mediarakyatdemokrasi.com- Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia atau UI kembali turun ke jalan pada Selasa, 2 September 2025. Mereka menyikapi maraknya gelombang aksi anarkis yang terjadi di berbagai daerah.
"Kami membaca bahwa mahasiswa harus ambil sikap, harus menjadikan ini semua tidak hanya sebagai kekacauan, tetapi juga sebagai kekuatan politik untuk seluruh masyarakat Indonesia, bahwa kita ingin membawa suatu perubahan kepada pemerintah," kata Ketua BEM UI, Zayyid Sulthan Rahman pada Selasa, 2 September 2025.
Selain itu, Zayyid juga menilai masih banyak kebijakan-kebijakan yang bermasalah dan itu harus berpihak kepada kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa UI juga menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah dalam mengawal dan ada juga tuntutan yang harus memang diharapkan dicapai dalam 7 hari.
Zayyid tak menampik bahwa pihaknya akan kembali bergerak ke Jakarta.
"Ya, kemungkinan kita akan melakukan aksi, tapi kita tegaskan bahwa kami akan membawa aksi yang konstruktif dan juga berfokus kepada perubahan-perubahan kebijakan," tegasnya.
Zayyid mengaku belum puas dengan pernyataan sikap Presiden Prabowo Subianto terkait aksi demo yang terjadi belakangan ini.
"Sama sekali kurang puas ya, karena Pak Presiden Prabowo Subianto itu mengatakan akan mendengarkan dan menindaklanjuti. Kami sebetulnya berharap penuh terhadap hal tersebut, tapi kami perlu penjaminan," ujarnya.
Zayyid menambahkan, setelah tuntutan-tuntutan ini disampaikan, bagaimana penegasan dan komitmen dari Presiden dan juga pemerintah secara keseluruhan untuk bisa menjawab tuntutan-tuntutan kami dalam bentuk kebijakan-kebijakan.
"Karena kebijakan-kebijakan ini masih banyak sekali yang bermasalah di sektor sosial, ekonomi, politik, hukum, itu masih perlu banyak sekali yang direformasi. Terutama reformasi Polri itu juga kami akan menuntut dan kami harap itu ada komitmen," tuturnya.
Selain itu, Zayyid juga menyinggung statement Presiden Prabowo mengenai dugaan makar.
"Pak Presiden Prabowo menyatakan ada aksi-aksi yang ricuh terus Pak Presiden bilang itu makar gitu ya. Itu dari kami mencoba memintalah kepada Presiden Prabowo silakan saja dibuat investigasinya, dicari apakah memang fokus kami kepada makar atau fokus kami kepada kesejahteraan masyarakat Indonesia," ucapnya.
"Jika memang ada, silakan diinvestigasi saja, dicari, dibuat proses yang transparan, akuntabel dan terjamin bahwa ini memang ada proses makar," sambung dia.
Zayyid menegaskan, bahwa mahasiswa sama sekali tidak menginginkan adanya makar.
"Kami ingin perubahan pada kebijakan, kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan juga bentuk solidaritas kami secara simbolis kepada korban-korban," tegasnya. (rd/vv)